Covid-19: Cerita tentang Perjuangan, Pengorbanan dan Keikhlasan…
Seharusnya kamis kemarin saya berangkat ke Utara Pakistan untuk sebuah perjalanan travelling bersama seorang sahabat. Kepergian ini sudah kami rencanakan sejak lama berikut persiapannya.. Karena itu kami bahkan sudah membeli berbagai perlengkapan seperti down jacket, long john , sarung tangan dan lain-lain karena kebetulan disana sedang musim dingin.
Lalu tiba-tiba semua buyar karena pandemi Covid 19. Sebenarnya bahkan pada minggu sebelumnya kami masih yakin akan berangkat meski peristiwa ini sudah mulai merebak. Walaupun beberapa kerabat sudah mulai was-was dan menasehati untuk tidak berangkat, tapi karena perjalanan ini sudah sangat kami nantikan, tapi kami masih “ngeyel dan bandel” untuk tetap packing dan berangkat.
Dan kemudian dalam beberapa hari terakhir, perkembangan kasus ini begitu luar biasa. Pertumbuhannya yang eksponensial membuat ledakan kasus ini nampak begitu cepat dan massif. Entah bagaimana hati kami melunak dan akhirnya membatalkan rencana ini . Tentu dengan segala kerepotan dan kerugian yang harus kami tanggung sendiri.
Apa yang kami rasakan? Tentu kecewa, sedih.. gemas dan yang jelas tidak ikhlas sebenarnya ..karena kami bahkan belum tau kapan bisa mengganti jadwal perjalanan ini. Bisa jadi tidak akan pernah berangkat sama sekali !
Setelah di pikir-pikir, peristiwa pembatalan kami sebenarnya seperti “drama” yang tidak penting dan terdengar sangat egois kalau kami memaksakan diri untuk tetap berangkat..Namun hal itu yang sebenarnya menjadi pertimbangan utama kami batal. Betapa merugikannya kami buat banyak orang ketika ternyata ( bisa jadi..) kami menjadi sumber penularan Covid-19 saat kami bepergian. Kami menjadi sumber pembawa virus /carier dan parahnya kalau penyakit ini asimptomatik atau tidak memberikan gejala, lalu kemudian kami tenang-tenang saja, terus bertemu dengan keluarga, kerabat , teman atau siapapun dan kemudian tanpa kami sadari mereka tertular, lalu mereka juga menjadi sumber penularan ke orang lain..begitu terus sampai ratusan atau bahkan ribuan orang tertular hanya karena ke-egoisan kami!
Betapa berdosanya kami nanti..bagaimana mempertanggungjawabkan hal ini kelak di hadapan sang Pencipta??
Rasanya dengan mengingat hal ini, hati kami menjadi agak “bungah” dan ini menggantikan rasa tidak ikhlas yang sempat muncul beberapa hari lalu…Kami lalu merasa sudah berkorban dan menjadi orang paling ikhlas dalam minggu ini..Setidaknya itu versi kami ! hehhehe..:-)
Cerita kami sebenarnya terdengar “agak memalukan” dibandingkan dengan cerita pengorbanan lain yang akhir-akhir ini akrab terdengar. Jangan bandingkan dengan cerita para pejuang medis yang kini menjadi garda terdepan dalam perang terhadap virus ini..Pasti tidak ada apa2 nya..!!Bandingkan dengan berapa banyak acara yang kemudian jadi batal atau mundur karena wabah pandemi ini? Acara gathering,traveling, seminar, reuni, pernikahan sampai ketemu mantan # eh ..:-D
Semua batal atau setidaknya tertunda..Saya mendengar banyak sekali cerita-cerita macam ini. Seperti yang barusan viral adalah batalnya acara pernikahan putri salah seorang pejabat di Samarinda. Pikirkan berapa banyak waktu , tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan semua acara tersebut?? Pasti banyak sekali..butuh keikhlasan luar biasa dari para pihak terkait untuk membatalkan atau menunda acara tersebut..walaupun awalnya sempat terjadi juga “drama” , tapi akhirnya sang empu acara mau berbesar hati untuk mendengarkan nasihat dan saran dari banyak orang.. Atau acara pertemuan Ijtima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan yang sedianya akan dihadiri oleh ribuan orang. Sama ceritanya ..kita tidak tau betapa besar perjuangan panitia selama ini untuk mempersiapkan acara internasional tersebut.. begitu juga dengan ketidak tahuan kita untuk menilai bagaimana pengorbanan para peserta yang sudah datang ke acara tersebut , datang dari tempat jauh, meninggalkan keluarga di rumah mungkin..dan semua cerita untuk bisa sampai ke tujuan. Kita tidak pernah tau kawan..! !
Saya yakin ada begitu banyak cerita perjuangan, pengorbananan dan keikhlasan dari banyak orang dalam peristiwa pandemi ini..Kita tidak bisa begitu saja menjustifikasi dari luar ketika hal ini terjadi.. Jujur, sampai saat ini kami masih merasa kecewa dengan penundaan perjalanan kami. Kami tau rasanya..oleh karena itu mari kita apresiasi kepada mereka yang berani berkorban dan ikhlas membatalkan atau menunda acara mereka demi kepentingan banyak orang..
Cerita yang paling jelas tentang semua hal diatas tentu saja bisa kita sematkan kepada para staf medis/non medis yang kini paling banyak berjuang..Kepada para dokter, perawat, bidan, laboran , analis, radiografer, teknisi, security , cleaning service , dan siapa pun ( tolong tambahkan jika masih kurang..) yang kini tengah bertugas di semua Rumah Sakit di seluruh Indonesia dan seluruh belahan dunia..
Mereka lah para pahlawan kita saat ini ! ..
Dan pahlawan itu bahkan sudah mulai berguguran sekarang..:-((
Begitu banyak kisah yang sudah kita dengar..tentang keterbatasan, kelelahan , mungkin juga sebenarnya ketakutan dalam hati, namun semua mereka lawan demi perjuangan penyelamatan banyak nyawa saat ini.
Sungguh tidak ada kata yang bisa di tuliskan untuk kisah heroik ini..
Insya Alloh perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan mereka akan tercatat dalam tinta emas sejarah negeri ini..pun sejarah dunia untuk semua yang telah mengorbankan waktu, tenaga,pikiran bahkan nyawa mereka sendiri.. Padahal ada keluarga yang menunggu ..Ada rindu kepada orang terkasih di rumah yang tertahan demi menjalankan tugas mulia ini..
Juga kepada para pimpinan negeri ini, para sukarelawan, para petugas di layanan publik, polisi/TNI, bahkan untuk driver Ojek online yang mau tidak mau masih harus berjuang di jalan..serta kepada semua pihak yang sekarang tengah berjuang dan berkorban..entah sampai kapan perjuangan dan pengorbanan ini akan terus berjalan..
Pasti lelah, mungkin juga sempat terselip putus asa.. tapi menyerah tentu saja bukan pilihan baik saat ini..
Oleh karena nya mari kita berjuang dan berkorban dengan cara kita masing-masing sekarang. Dengan porsi yang telah ditentukan. Pimpinan negeri memberi kebijakan/aturan, para staf medis menyembuhkan, para relawan membersihkan jalan/fasilitas umum lain, dan kita sebagai masyarakat umum bisa membantu dengan menuruti semua aturan yang dikeluarkan yakni hanya berdiam diri di rumah dan menjalankan social distancing.
Ini masalah serius kawan..kapan lagi kita berjuang dan berkorban hanya dengan rebahan??!! hehhe :-D
Betulan, cukup dengan rebahan di rumah masing-masing, semoga sudah tercatat menjadi amal mulia perjuangan dan pengorbanan kita kelak..
Seperti sebuah judul lagu : Aamiin paling serius adalah saat sekarang..
Lalu semoga ini menjadi salah satu bagian dari cerita tentang keikhlasan, bagian dari sejarah yang tak terlupakan..